Seoranganak asal Jakarta menghampiri ibunya yang tengah sibuk di dapur. Betapa terkejutnya sang ibu saat menerima lembaran kertas berisikan daftar harga kegiatan jika ibu memberi perintah mengerjakan sesuatu hal. Kisah Pengantin Wanita Pakai Kruk dan Dibopong Mempelai Pria di Hari Pernikahannya, Bikin Nangis Para Tamu Undangan
Fimelacom, Jakarta Selalu ada cerita di balik setiap senyuman, terutama senyuman seorang ibu. Dalam hidup, kita pasti punya cerita yang berkesan tentang ibu kita tercinta. Bagi yang saat ini sudah menjadi ibu, kita pun punya pengalaman tersendiri terkait senyuman yang kita berikan untuk orang-orang tersayang kita. Menceritakan sosok ibu selalu menghadirkan sesuatu yang istimewa di hati kita
Siibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:"Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang. Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan.
Bacahadits tentang kasih sayang novel online: temukan daftar hadits tentang kasih sayang cerita di Goodnovel, Namun tanpa disangka, ternyata sosok calon suaminya yang bernama Raga pada akhirnya membuatnya menjadi wanita paling bahagia karena dicintai, diistimewakan dan dihargai.
KasihSayang Seorang Ibu sangatlah berharga.. mengapa Saya bilang begitu.. Karena tanpanya kita takkan pernah di lahirkan, Seoarang Ibu adalah sosok yang sangat tegar menghadapi kita saat dulu menangis dan merengek memohon Makan dan minum bahkan seorang Ibu rela tidak makan demi anaknya makan, Image By renunganhidup.com
baju pink rok hitam cocok dengan jilbab warna apa.
- Kali ini saya akan kembali membagikan sebuah cerita pendek tentang kasih sayang seorang ibu. Bahkan kasih sayangnya melebihi kasih sayang seoarang karya Ade Mia Kurniasih ini telah berhasil membuat pembacanya ikut hanyut di dalam setiap kalimat di Sayang Ibu Melebihi Seorang KekasihDia penyemangatku. Dia perempuan yang telah melahirkanku dan merawatku hingga aku seperti sekarang. Dia perempuan yang orang-orang ceritakan perjuangannya. Ternyata dialah yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka. Hatinya lembut selembut itu aku melihat ibuku yang sedang duduk di kursi tua, aku lantas Mau Makan Apa Hari ini?"Nak, cepat makan, ibu sudah menyiapkan untuk kamu makan di dapur." Kata ibuku."Bu, kenapa ibu tidak ikut makan bersamaku?" ibuku menjawab "Ibu sudah kenyang nak, tadi ibu sudah akan."Beberapa menit kemudian aku lihat ibuku yang sembunyi-sembunyi meminum banyak air, dalam hati aku berkata sembari air mataku menetes."Bu, nia tahu bahwa ibu belum makan sampai ibu meminum banyak air untuk mengganjal perutmu dari rasa lapar."Pagi yang cerah aku bergegas untuk berangkat sekolah, sebelum aku berangkat aku mencari ibuku untuk berpamitan, aku kaget melihat ibuku terbaring lemah di tempat tidurnya, badan ibuku panas tapi ibu tetap mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Lalu ibuku memberiku sepeser uang untuk bekalku ke tengah perjalanan aku terus kepikiran ibuku, bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan ibuku? Siapa yang merawatnya selagi aku tidak di sampingnya? Sekarang aku harus mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan ibuku, aku ingin membawa ibu ke dokter supaya ibu bisa sehat sekolah aku langsung menemui ibu untuk membawa ibu ke dokter."Bu, kita ke dokter yah, kebetulan aku punya sedikit uang yang mudah-mudahan cukup untuk membayar biaya pengobatannya.""Uhuk, uhuk, gak usah nak, ibu sudah baikan kok, jadi ibu gak perlu ke dokter.""Tidak bu, ibu harus diperiksa, nia gak mau ibu kenapa-kenapa, ibu harus sehat."Akhirnya ibuku mau untuk aku bawa ke dokter. Setelah diperiksa aku membawa ibuku untuk pulang dan merawatnya di rumah. Aku sangat sedih melihat kondisi ibuku. Ibu yang telah merawatku hingga sekarang, ibu yang menemaniku setiap hangatnya mengajarkanku apa artinya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Kini giliran aku untuk merawat aku menyadari apa arti dari kebohongan ibu itu, ibu tidak mau anaknya kelaparan. Bu, maafkan aku, aku belum bisa bahagiain ibu, aku akan berusaha untuk jadi anak yang mengabdi kepada tulisan saya terkait Cerita Pendek Tentang Kasih Sayang Seorang Ibu "Cinta Ibu Lebih Dari Cinta Kekasih"
Panduan Navigasi Pada Komputer Tutup Pada Perangkat Mobile Tutup
Cerpen mengharukan tentang kasih sayang Ibu kepada anaknya cerita fiksi menyentuh hati tentang keluarga sederhana yang rela berbohong demi membahagiakan dan menyenangkan hati sebaliknya ibu juga berbohong sebagai bentuk kasih sayang seorang ibu terhadapanya anaknya, selengkanya kisah cerita pendek tentang ibu yang menyentuh hati dan mengahrukan disimak saja cerpen berjudul "Aku Malas Bila Ibu Datang" berikut Aku Malas Bila Ibu Datang Author Nana SuryanaSelesai sudah masakanku. Oseng ikan asin dan sayur asam adalah nama menunya. Ini akhir keringat suamiku harus aku hemat-hemat. Di dalam dompetku ada dua ratus ribu. Biasanya cukup untuk satu Minggu menyambung pada gajian baru saja selesai makan saat Ibu menelepon."Tik, Ibu ini lagi jalan ke rumahmu. Mumpung libur kerjanya. Kamu di rumah, 'kan?" katanya dari meneguk ludah."Tik! Walah anak ini diajak omong kok malah ngelamun.""I ... iya. Titik di rumah, Bu. Dua Minggu lalu, 'kan Titik sudah jenguk Ibu. Nginap satu Minggu lagi. Seharusnya, Ibu nggak perlu repot-repot ke mari. Liburan dipakai istirahat saja, 'kan enak," kataku sambil mengetuk-ngetukan jemariku ke meja."Bosan, Tik. Sudahlah. Tunggu Ibu, ya? Kamu sudah masak, 'kan? Ibu belum sarapan soalnya."Aku menghela napas. Melirik ke atas meja lauk-pauk yang cukup untuk makan siang kami."Sudah, Bu.""Alhamdulillah. Yowes, Ibu tutup dulu. Assalamualaikum!"Ibu menutup telepon lebih mendengkus. Mungkin dia dengar percakapanku dan Ibu."Ibu kamu mau ke sini?""Iya, Mas. Sudah di jalan katanya.""Hm ... kemarin, 'kan kamu dan Jaguar sudah ke sana satu Minggu. Ngapain Ibu ke sini lagi?" tanyanya sambil membaca koran."Masih kangen, Mas. Mumpung libur kerjanya."Aku mendekati Mas Leon, duduk di sampingnya."Ck!"Aku menghela Mas Leon keberatan Ibu datang karena waktunya tidak tepat. Ini tanggal nanti yang akan kami suguhkan kepada Ibu? Tidak mungkin, 'kan bila ikan asin berturut-turut?Lagi pula, apa nanti kata Ibu bila kami menyajikan makanan tidak enak seperti ini untuknya?Sedangkan yang Ibu tahu, aku ini selalu makan enak. Hidup tidak kekurangan. Tidak pusing memikirkan besok uang cukup untuk beli makan atau tidak. Itu semua karena aku tidak pernah mengeluh selalu mengatakan bahwa semua baik-baik saja, padahal suamiku sedang sepi pekerjaannya. Aku sudah makan, padahal hari itu puasa karena beras tinggal satu gelas. Aku makan daging, padahal lauk-pauk yang ada hanya tahu, tempe, dan ikan ketika Ibu meminta dibelikan gamis untuk bekerja, aku selalu membelikannya tanpa mengatakan bila aku sedang tidak punya pun aku membelinya dengan menyicil ke tetangga. Terkadang aku ingin bekerja saja, tetapi Mas Leon tidak ikhlas bila Jaguar diurus oleh orang maklumi alasannya, karena Jaguar anak spesial. Berdagang online juga tidak memungkinkan karena ponsel kami cuma satu. Biasanya, dibawa Mas Leon ke baru saja memandikan Jaguar ketika Ibu datang. Kulihat wajahnya begitu bahagia. Mata jelinya berbinar bahagia. Aku pun bahagia melihat Ibu ciuman ia daratkan padaku, dan Jaguar. Meski aku telah berumah tangga dan memiliki anak, bagi Ibu aku tetap anak kecil."Duh, gantengnya cucuku. Sudah makan kamu, Nak?" tanyanya pada Jaguar."Kami sudah makan, Bu. Ayo Ibu makan dulu. Katanya belum sarapan, to?"Ibu nyengir. Aku tersenyum melihatnya. Aku dudukkan Jaguar di kursi roda. Anakku itu sudah besar, jadi lumayan berat. Meski begitu, aku tidak merasa bahwa dia benar-benar berat."Kok tumben masak ikan asin, Tik?" tanyanya saat aku membuka tudung saji."Iya, Bu. Requestnya Mas Leon. Bosan makan ikan, dan daging-dangingan," jawabku tak berani menoleh padanya."Oh ... gitu. Yawes nggak apa-apa. Sini buruan, Ibu sudah lapar!""Iya. Ibu tunggu di depan saja, ya. Nanti piringnya Titik antar.""Iya!"Aku menatap punggung ringkih Ibu dengan mata sayu. Merasa bersalah karena telah berbohong padanya. Namun, aku menikmati kebohongan ini. Setidaknya, Ibu tidak kepikiran tentang nasibku, menantu, dan cucunya.***"Enak, Tik. Tambah jago saja kamu masaknya. Ibu nambah, yo?"Aku tersenyum mengiyakan. Mengambil alih piring Ibu, mengisinya dengan nasi, dan lauk-pauk lagi, lalu memberikannya kepada Ibu."Suamimu mana?""Di bengkel, Bu.""Kerjaannya stabil, 'kan?""Alhamdulillah stabil, Bu. Setiap hari pasti ada saja pelanggannya. Berkat do'a Ibu ini."Aku mencolek pipi halus Ibu, menggodanya yang sedang menguyah."Juga karena kamu ini anak berbakti, jadi Allah sayang sama kamu, cukupkan rezeki kamu. Keren kamu, Tik!"Oh Ibu ... anak berbakti ini yang selalu membohongimu, Bu.***Aku membuka rice cooker nasi tinggal satu piring. Inisiatif aku mencuci beras lagi, memasaknya jadi nasi. Tidak pusing aku masalah pernasian, yang kupikirkan sekarang adalah lauknya."Tik!" tegur Ibu ketika aku melamun di ruang makan."Dalem, Bu? Ibu sudah bangun? Ibu lapar, nggak? Mau makan siang?" tanyaku."Nggak! Ibu masih kenyang. Kamu nggak ngirim Leon makan siang?"Aku tersentak. Aku kelupaan."Astaghfirullah! Aku kelupaan, Bu. Sebentar, ya, Bu. Aku siap-siap dulu."Buru-buru aku menyiapkan makan siang Mas Leon. Memasukkan sisa nasi satu piring tadi ke kotak bekal, menuangkan ikan asin yang tinggal beberapa biji, lalu sayur asam ke dalam plastik."Aku pergi dulu, Bu. Nitip Jaguar, ya!""Iya, hati-hati."***Cuaca panas sekali hari ini. Meski begitu, aku tetap mengayuh sepedaku ke bengkel tempat Mas Leon sedang memperbaiki sebuah motor. Bajunya hitam semua, wajahnya kusam, dan keringatnya mengalir deras. Tangan kokohnya cekatan memutar roda motor itu."Mas!" Leon menoleh. Sedikit senyum ia sunggingkan. Jelas sekali dia sedang marah karena aku terlambat mengirim makan."Letakkan di sana saja, Dik. Mas masih sibuk," katanya melanjutkan pekerjaan."Maaf telat ngirimnya ya, Mas. Segera di makan, takut nanti nasinya dingin.""Hm ...," jawabnya singkat tak mengacuhkan ku."Aku pergi. Assalamualaikum."Aku kembali mengayuh sepedaku setelah jawaban salamnya. Aku melihat pedagang es campur. Pasti Ibu senang bila aku membelikannya satu bungkus."Satu, ya, Bang.""Baik, Bu."Tak sampai lima menit aku menunggu, es campur itu telah siap aku bawa pulang."Berapa, Bang?""Delapan ribu, Bu."Aku menyerahkan uang pas. Kukayuh lagi sepeda dengan lebih semangat. Bayangan Ibu menikmati es campur terputar sepanjang perjalanan.***Aku memarkir sepeda. Kulihat Ibu menyuapi Jaguar makan. Aku terkejut karena Ibu menyuapi Jaguar dengan sup buntut."Ibu beli?""Nggak. Dikasih tadi sama Mirna. Katanya, dia masak kebanyakan."Dahiku mengernyit. Mirna, tetanggaku sama sepertiku. Kami hidup dengan sederhana. Jelas perkataan Ibu tidak masuk ke dalam otakku."Kamu makan, sana! Dikasih banyak sama Mirna. Ibu juga sudah makan. Iya, 'kan, Jaguar?"Jaguar mengangguk. Aku tidak ambil pusing lagi perihal sup buntut. Selain karena tidak suka berdebat, aku juga sudah lapar.*"Wah es campur! Enak ini!" pekik Ibu antusias ketika aku menghidangkan es campur padanya."Enak, Bu. Es campur ini terkenal sekali di sini. Ibu harus coba," kataku menyuapkan satu sendok untuk Jaguar bergerak-gerak. Rupanya, anak tampanku itu ingin es campur juga."Nenek siapin, nih. Hm ... enak, to?"Jaguar mengangguk sambil tersenyum."Pintar sekali cucuku ini."Aku tersenyum."Ibu rencana pulang kapan?" tanyaku."Dua hari lagi. Boleh, ya?""Boleh dong, Bu. Titik senang Ibu datang mengunjungi kami," saja, didatangi orang tua itu seperti oase di gurun pasir. Rasanya hari-hari berat tidak terasa karena senyum mereka seperti obat.*Mas Leon pulang sedikit lebih malam dari biasa. Mas Leon menghampiri Ibu yang kebetulan masih terjaga di depan TV. Di tangan Mas Leon tergantung satu kantung plastik."Assalamualaikum, Bu. Maaf Leon harus lembur. Ini Leon bawakan terang bulan kesukaan Ibu," katanya menyalami Ibu lalu meletakkan kantung plastik itu di atas Leon memintaku mengambilkan langsung aku turuti. Ku lirik kardus kemasan terang bulan itu. Rupanya, terang bulan yang sedang hits saat ini. Satu loyang dengan kombinasi dua rasa saja harganya di atas dua puluh ribu. Sepadan sekali dengan rasanya yang sumringah. Ibu dan makanan manis itu seperti gagang dan pintu, tidak terpisahkan. Tak henti-hentinya aku berterimakasih kepada Mas Leon karena telah berbaik hati kepada Ibu. Membawakan makanan kesukaan Leon tersenyum. Meski begitu, aku tahu kepalanya pusing mengingat bertambahnya pengeluaran hari dia sungguh baik kepada Ibu. Mulutnya boleh saja keberatan, tapi hatinya tak tega bila menolak Ibu.*Dua hari berlalu. Dalam dua hari itu aku selalu memberikan yang terbaik untuknya. Rendang daging sapi di hari pertama, dan gurame bakar di hari selanjutnya."Ibu pulang dulu. Kamu hati-hati di rumah, jagain Jaguar. Jangan telat makan."Ibu menasihatiku dengan berkaca-kaca. Mungkin, ia masih berat meninggalkan kami."Iya, Bu. Ibu juga jaga kesehatan, jangan telat makan. Vitaminnya juga diminum rutin, ya, Bu," pesanku menyinggung vitamin yang setiap bulan aku kirimkan mengangguk, menyeka sudut matanya, lalu naik ke atas motor Mas Leon."Assalamualaikum!""Wa'allaikumsallam."Aku menghela napas berat. Jujur saja, aku juga berat melihat Ibu pergi. Ku lihat lagi dompet di atas meja. Sisa tujuh puluh lima ribu. Helaan napas ku semakin berat saja.*Siang harinya Mirna menyapa ku yang sedang menyuapi Jaguar makan."Sudah pulang Ibumu, Tik?""Sudah, Mir. Omong-omong, terimakasih ya sup buntutnya."Mirna mengangkat sebelah alis."Aku yang harusnya terimakasih, Tik. Ibumu itu baik sekali sudah membelikanku sup buntut."Deg!!!Aku tertegun."Dia juga belikan Surya es krim satu tepak.""Kamu bertemu Ibu di mana?""Di warung Bu Hamidah. Kami bercerita-cerita sedikit. Semoga Ibumu sehat selalu, Tik. Orang seperti beliaulah yang selalu membuatku iri. Aku pergi dulu."Aku masih tertegun, lambat mencerna perkataan Mirna.*Aku menunggu Mas Leon pulang untuk meminjam ponselnya. Mau menanyakan pada Ibu kebenarannya. Tadi, saat Mirna mengatakan warung Bu Hamidah, aku langsung teringat sesuatu."Sudah lunas semua, Tik. Ibumu yang bayar."Begitulah kata Bu Hamidah saat kutanya perihal hutangku. Aku menangis begitu saja. Ibuku itu ...Sambil menunggu, aku bersihkan kamar yang semalam Ibu tempati. Air mata masih tak bisa terkejut sekali lagi, menangis semakin jadi, ketika bantal bekas ia tidur aku angkat. Sepuluh lembar uang seratus ribu yang di satukan dengan streples tergeletak begitu saja. Di sana ada tulisan."Terimakasih sudah memberikan yang terbaik untuk Ibu. Sungguh Allah teramat baik hati menjadikanmu anakku. Sedikit tanda cinta Ibu berikan. Untuk anak Ibu yang selalu berbohong. Namun, Ibu begitu bangga karenanya. Sehat-sehat anakku, menantuku, &
Jakarta - Peringatan Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap 22 Desember. Berbeda dengan perayaan Hari Ibu Sedunia, 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia karena mempunyai sejarah tersendiri. Hari ibu merupakan momen di mana anak bisa memberikan perhatian lebih kepada ibu kita. Momen yang diperingati setiap tanggal 22 Desember ini, bisa dibilang menjadi waktu yang tepat untuk mencurahkan rasa sayang kepada ibu dan mengungkapkan betapa berjasanya mereka di hidup kita. Salah satu ungkapan rasa sayang yang biasa dilakukan adalah dengan memberikan hadiah mulai dari bunga hingga paket wisata, juga ungkapan berupa benda dan segala macam hadiah yang lain. Berbagai hadiah tersebut sangat bisa memberikan kebahagiaan untuk ibu kita, meski tentunya tak bisa membalas besarnya jasa seorang ibu. Sudah banyak contoh atau cerita mengenai kasih sayang seorang ibu yang seakan tiada ujungnya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa cerita tentang bukti kasih sayang ibu terhadap anaknya yang terjadi di Indonesia maupu di negara lainnya. Momen Pangeran William dan Kate Middleton Siaran di Radio Bahas Kesehatan Mental Hari Ibu 22 Desember, Ini 3 Puisi tentang Ibu Menyentuh dan Penuh Makna Karya Gus Mus Susul Kate Middleton dan Pangeran William, Meghan Markle dan Harry Pamer Potret Anyar Usai Pemakaman Ratu Elizabeth II 1. Tukar Makanan demi Anak Sebuah video yang diunggah akun TikTok memperlihatkan pengorbanan ibu untuk anak-anaknya. Pada video itu terlihat seorang ibu menghampiri seorang pria. Tak lama kemudian dia menyodorkan satu kantong tomat segar. Pria itu kemudian bertanya akan ditukarkan dengan apa tomat tersebut. "Apa itu mama? Tomat? Mau ditukar dengan apa?," tanya pria perekam sang ibu ini kemudian begitu mengharukan. Dia meminta agar tomat ditukar dengan mi semua dilakukan agar anak-anaknya bisa makan kenyang walau hanya dengan mi instan. Kemudian, pria itu memberikan beberapa bungkus mi instan dengan beragam rasa. "Dengan mi," ungkap sang ibu sembari tersenyum."Oh dengan mi? Ya sudah, sabar ya," timpal pria itu sembari mengambilkan beberapa bungkus mi instan."Mama ini datang dari kampung sebelah dengan ke empat anaknya untuk menukar tomat dengan mi instan '," tulis keterangan dalam video. 2. Menyelamatkan Anak Saat Gempa Seorang ibu bernama Lina 35 tahun termasuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat pada November dengan magnitudo 5,6 itu telah merobohkan rumahnya dan nyaris mengambil nyawa anaknya. "Jalan juga susah, rumah udah pada rubuh saya lewat sawah pas datang ke rumah ini istri kakinya udah bolong gak ada yang nolongin, kan ngeliat orang pada kesana kemari. Ini saya minta tolong teriak-teriak itu juga gak ada, saya cari lagi," tutur suaminya Dedi 45, dengan bibir bergetar mengingat bencana itu hampir merenggut nyawa istri dan anaknya melansir kanal Regional 27 November 2022. Dengan berbagai upaya, Lina yang memeluk anaknya agar terhindar dari reruntuhan bangunan, akhirnya berhasil dievakuasi. Meskipun dirinya harus menderita luka cukup parah pada paha kaki yang dialaminya tidak berhenti disana, ia pun harus dibopong beberapa meter menuju jalan yang bisa dilalui mobil dengan kondisi kaki bercucuran darah. "Saya sempat ke rumah sakit Sayang Cianjur, rumah mah roboh. Kalau anak-anak, kan ini istri nyelamatin anak. Nyelamatin anak lagi tidur di bawah, jadi di rungkupin dipeluk sama ibunya Alhamdulillah anak mah selamat," ujar bapak dari anak usia tiga tahun itu. Dengan lirih, Lina pun menceritakan ketika dirinya tertimbun puing bangunan. Dirinya terpaksa menunggu cukup lama untuk mendapat pertolongan saat itu, sebelum akhirnya mendapat rujukan ke RSUD R Syamsudin SH. Beton rumah yang menimpa kakinya, membuat luka dalam hingga menimbulkan lubang menganga cukup besar. Selama dirawat di Sukabumi, ia mengungkap telah mendapat beberapa bantuan seperti logistik dan pakaian. Kendati untuk membangun rumahnya kembali, ia masih berharap bisa mendapatkan ibu di Klaten, Jawa Tengah menarikan tarian gambyong secara kolosal dalam rangka memperingati Hari Ibu. Kegiatan ini juga sebagai upaya melestarikan budaya Jadi ART Agar Anak Jadi Pesepak Bola TopAnak-anak bermain di dekat tenda yang merupakan bantuan dari AXA Mandiri untuk korban terdampak gempa di ianjur, Jawa Barat 12/12/2022. tampil mengejutkan di Piala Dunia 2022 setelah berhasil melaju sampai ke semi Hakimi menjadi salah satu bintang yang bersinar di Piala Dunia 2022 Qatar. Sosok Hakimi semakin menjadi pembicaraan karena dia berasal dari keluarga sederhana. Bapak Achraf Hakimi seorang pedagang kaki lima. Sementara ibunya seorang pembantu atau asisten rumah tangga ART. Untuk menjadi pesepak bola profesional dan ikut Piala Dunia 2022, lika liku perjalanan Achraf Hakimi tidak semulus yang dibayangkan. Jalan kehidupannya berliku dan bergelombang. "Ibu saya adalah seorang pembantu rumah tangga dan ayah saya adalah seorang pedagang kaki lima," katanya di program TV Spanyol, El Chiringuito. Mereka menyerahkan hidup mereka untuk saya. Mereka mengambil banyak hal dari saudara saya agar saya berhasil. Hari ini, saya bermain untuk mereka yang sudah berkorban begitu banyak untuk saya," lanjutnya. Namun itu tidak sia-sia, karier sepak bola Achraf Hakimi pun menjulang dan makin dikenal luas seusai Piala Dunia 2022. Ibunda Hakimi, Saida demi membantu keuangan suami bekerja sebagai dan kasih sayang besar begitu dilimpahkan Saidah dan Hassan kepada anak-anaknya meski mereka merasakan pahit dan getir mencari uang. Saat mimpi terbesarnya mampu diwujudkan, Achraf tak pernah sedikit lupa dengan keluarganya. Menurut Saidah, Achraf selalu meminta doanya setiap pergi bertanding. Meski anak keduanya saat ini berstatus pemain bintang dunia, Saidah tetap wanita sederhana. Tak banyak hal yang ia minta dari Achraf. Begitu pula dengan anak ketiganya, Quidad Hakimi yang menjadi selebgram. Bagi Achraf Hakimi, Saidah tetap seorang ibu sederhana yang rela banting tulang untuk mewujudkan mimpi bermain di panggung Piala Wanita Menyamar Jadi PriaPerempuan menyamar sebagai laki-laki untuk membesarkan anaknya dok. YouTube/AWaZ BNOSeorang perempuan India berusia 57 tahun menyamar sebagai seorang pria selama 36 tahun. Hal itu dilakukan untuk membesarkan putrinya semata wayang yang hidup 'dalam masyarakat patriarki'. S. Petchiammal baru berusia 20 tahun ketika perempuan Tamil Nadu itu kehilangan suami karena serangan jantung, 15 hari setelah pernikahan mereka. Dia berasal dari Desa Katunayakkanpatti dengan budaya patriarki yang dominan, dilansir dari laman Times Now News, Rabu, 18 Mei 2022. Pechiyammal melahirkan seorang bayi perempuan, tetapi ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan jadi masalah bagi perempuan dalam masyarakat patriarki Kattunayakanpatti. Hal ini menyebabkan Petchiammal dilecehkan oleh orang-orang desa. Dalam sebuah wawancara dengan The New Indian Express, perempuan berusia 57 tahun itu mengatakan dia harus menjadi 'Muthu' setelah kematian suaminya. Untuk mengakhiri penderitaannya, dia pergi ke Kuil Tiruchendur Murugan, memotong rambutnya, dan mengganti pakaiannya dengan kemeja dan lungi. Petchiammal mengubah namanya menjadi Muthu. Selama 30 tahun, Petchiammal mengatakan dia dipanggil 'Annachi'. Panggilan tersebut merupakan nama tradisional untuk pria di mana pun dia bekerja. Pengakuan perempuan tersebut pun viral di dunia maya. Putri Patchiammal, Shanmugasundari, kini telah menikah. Namun, wanita berusia 57 tahun itu belum siap untuk mengganti mengatakan identitas alternatifnya memastikan kehidupan yang aman bagi putrinya. Untuk alasan ini, dia ingin tetap 'Muthu' sampai kematiannya. 5. Rela Jemput Anak Jarak 1400 Kilometer Masih di India, kisah perjuangan seorang ibu demi anaknya juga sempat dialami perempuan bernama Razia Begum. Razia merupakan masyarakat India yang terdampak akan kebijakan lockdown di negaranya. Lockdown atau penguncian secara nasional untuk menekan penyebaran wabah Corona Covid-19 telah mengakibatkan banyak kegiatannya terpengaruh, termasuk untuk bertemu dengan putranya. Akibat lockdown, dia hidup terpisah dengan sang putra yang berada berbeda kota dengan tempatnya tinggal. Keputusan pemerintah yang diterapkan sejak 24 Maret 2020 lalu ini membuat anaknya yang bersekolah di luar kota tak bisa kembali ke kampung halaman. Karena hal tersebutlah, ibu tunggal ini rela menempuh jarak kilometer demi menjemput anaknya di kota lain dengan menggunakan sepeda motor. Ia pun menjemput putranya tersebut dengan naik motor selama tiga hari. Ia berangkat pada Senin pagi dan sampai di Nellore di perbatasan Andhra Pradesh-Tamil Nadu pada Selasa sore. Lalu, mereka kembali ke rumahnya pada Rabu malam. Selama perjalanan, perempuan paruh baya ini sengaja beristirahat secukupnya agar dapat memangkas waktu tempuh. Ibu dua anak ini memilih tidak menyuruh orang lain untuk menjemput anak laki-lakinya, karena takut orang yang ia suruh justru ditangkap polisi karena dianggap keluyuran ketika sedang Aksi Ibu KamisanAnggota Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan JSKK melakukan Aksi Kamisan ke-755 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 1/12/2022. Dalam aksinya mereka meminta Presiden Joko Widodo memperhatikan pasal bermasalah pada draf Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana RKUHP yang telah mendapat persetujuan tingkat pertama oleh Komisi III DPR dan pemerintah. FananiKamis 18 Januari 2007, menjadi hari pertama para aktivis dan keluarga korban menuntut penuntasan dugaan pelanggaran hak asasi manusia HAM berat. Aksi kerap dilakukan di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta kini, 15 tahun sudah keluarga korban dan aktivis HAM menggelar aksi menuntut terangnya dugaan pelanggaran HAM berat yang terjadi di Tanah Air. Dilansir dari kanal News Aksi Kamisan sendiri tak hanya dilangsungkan di Jakarta, melainkan juga kerap digelar di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat. Aksi Kamisan di Bandung ini sudah terselanggara selama 7 tahun. Aksi Kamisan juga digelar di Yogyakarta, Surabaya, Malang dan kota lainnya. Serupa dengan di depan Istana Merdeka, Aksi Kamisan yang digelar di daerah lain juga menuntut penuntasan pelanggaran HAM berat. Beberapa di antaranya yakni Tragedi Semanggi, Trisakti, dan Tragedi 13-15 Mei 1998, Peristiwa Tanjung Priok, Peristiwa Talangsari 1989 dan lain-lain. Sebagian besar peserta aksi ini adalah ibu-ibu. Salah satunya adalah Maria Catarina Sumarsih yang melakukan Aksi Kamisan dan jadi sorotan media memperjuangkan keadilan untuk Wawan, anaknya yang terbunuh pada tahun 1998 di tengah demonstrasi reformasi Indonesia. Lima belas tahun berselang, aksinya tersebut masih belum membuahkan hasil. Selama bertahun-tahun, Sumarsih sudah melakukan unjuk rasa dengan berbagai cara. Ia bahkan pernah melempar telur ke anggota parlemen yang membebaskan tentara dari tuntutan hukum atas kini, ia rutin melakukan unjuk rasa di depan istana negara, menjadi pengingat Indonesia atas dosa masa lalu Kematian Ibu di Indonesia* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
cerita tentang kasih sayang ibu