Disinicoba saya kumpulkan beberapa Khotbah Kristen format Power Point (pptx) dari beberapa pendeta. Khotbah tersebut bisa sobat download secara gratis untuk dipelajari lagi. Silahkan di edit ulang sesuaikan dengan kondisi gereja yang akan disanpaikan. Hapus yang tidak penting dan rapikan untuk tulisannya supaya mudah terbaca dan terlihat. Ilustrasikhotbah kristen tentang beribadah bu craig. Khotbah dukacita kematian, khotbah pemakaman orang kristen, ilustrasi khotbah kematian . Kematian orang tua (atau anggota keluarga lainnya) sangat membebani orang kristen. Kita akan mengikuti apa arti 'penghiburan' dalam khotbah ini. Ini dia beberapa ayat alkitab di atas dapat memberikan Adalahsia-sia bila kita membangun rumah tangga jika tidak melibatkan Tuhan dan memiliki hati yang takut akan Dia. "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah-sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." (Mazmur 127:2). Rumahtangga yang bahagia bukanlah rumah tangga tanpa konflik, tetapi rumah tangga yang bahagia adalah rumah tangga yang dapat mengatasi konflik. Banyak masalah yang timbul dalam rumah tangga bukanlah karena ketidak cocokkan, tetapi karena tidak adanya komunikasi yang baik. November2017 / TANTANGAN YANG DIHADAPI KELUARGA KRISTEN DI ERA MILENIAL. Keluarga adalah institusi terkecil yang membangun sebuah masyarakat, namun juga sekaligus yang mengalami tantangan yang paling besar seiring dengan perkembangan zaman. Secara global, regional, maupun nasional, angka kasus perceraian dan rumah tangga dengan orang tua baju pink rok hitam cocok dengan jilbab warna apa. – Renungan Kristen tentang keluarga bahagia. Pada kesempatan sebelumnya kami telah membagikan sejumlah kumpulan renungan kristen tentang keluarga. Namun fokus pada pembahasannya adalah renungan mengenai makna keluarga dan fungsi keluarga dalam agama Kristen. Nah pada kesempatan ini kami ingin membagikan kumpulan renugnan harian kembali, yaitu mengenai keluarga yang bahagia. Sebagaimana kita tahu bahwa keluarga merupakan persekutan paling kecil dalam masyarakat namun memiliki peran begitu besar dalam kehidupan seorang adalah tempat pertama kali seorang manusia mengenal Tuhan. Keluarga juga menjadi tempat orang-orang berkembang secara Kristen. Dan keluarga bahagia adalah keluarga yang diberkati Tuhan, karena penuh dengan sukacitaNah pada kesempatan ini kami ingin membagikan beberapa kumpulan renungan rohani Kristen tentang keluarga yang bahagia, bersukacita, senang, dan gembira karena terus dipenuhi oleh penyertaan dari Tuhan Yesus Kristus. Langsung saja silahkan disimak. Keluarga Takut akan Tuhan Kunci Kebahagiaan Keluarga Keluarga Takut akan Tuhan“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;” Mazmur 127 orang berprinsip kebahagiaan keluarga akan terwujud bila memiliki uang dan harta kekayaan berlimpah. Benarkah demikian? Sesungguhnya apalah artinya berlimpah materi bila kita sendiri tak menikmatinya? Bukankah ada banyak orang kaya di dunia yang justru hidupnya tak bahagia?Namun jika kita senantiasa mengandalkan Tuhan dan memiliki rasa takut akan Dia, selain mengalami berkat secara jasmani, kita juga akan menikmati berkat rohani yaitu kebahagiaan, ketentraman, ketenangan, sukacita, perlindungan, dan damai dari itu, tempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam keluaraga. Maka Dia akan memimpin dan memberkati apapun yang kita kerjakan. Berkat yang disediakan Tuhan bagi keluarga yang takut akan Tuhan ada banyak.“Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!” Mazmur 1282.Kita dapat menikmati hasil dari setiap jerih payah kita. Jerih payah tangan berbicara tentang pekerjaan, studi, usaha, bisnis, dan sebagainya. Banyak orang membanting tulang siang malam tanpa kenal lelah tak dapat menikmati hasil jerih payahnya karena tak melibatkan Tuhan.“Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” Mazmur 1272.Orang yang takut akan Tuhan tak hidup bergantung dari apa yang diberikan dunia, melainkan dari apa yang disediakan Tuhan.“Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” Amsal 1022.Orang yang takut akan Tuhan akan mengerjakan segala sesuatu dengan segenap hati seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia dan dari situ Tuhan akan menyediakan berkat-Nya sebagai upah.“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” 1 Korintus 29. Kunci Kebahagiaan Keluarga“Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!” Mazmur 128 orang berharap memiliki keluarga yang bahagia. Namun untuk mewujudkan hal tersebut, ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan, yaitu kekuatan pondasi keluarga. Sebab pondasi menentukan seberapa kokoh suatu bangunan menghadapi goncangan dan yang kuat abgi kehidupan rumah tangga atau keluaraga adalah takut akan Tuhan. Takut berarti hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Bila kita sudah membangun pondasi yang kuat, dengan hati yang takut akan Tuhan, maka berkat akan dicurahkan dalam kehidupan keluarga.“…engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!” ayat 2.Kaliamat hasil jerih payah tanganmu bicara mengenai pekerjaan, usaha, bisnis, dan segala yang kita kerjakan. Termasuk pelayanan yang akan dijadikan Tuhan berhasil serta beruntung. Takut akan Tuhan berbicara mengenai ketaatan, di mana setiap ketaatan selalu mendatangkan upah atau berkat dari inilah yang akan dinikamti setiap anggota keluarga bahkan sampai keturunan selanjutnya. Adalah sia-sia bila kita membangun rumah tangga jika tidak melibatkan Tuhan dan memiliki hati yang takut akan Dia.“Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” Mazmur 1272.“Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.” Hagai 19.Maka dari itu jangan karena terlalu sibuk mengejar materi duniawi, kita mengesampingkan perkara rohani, lupa membangun mezbah doa, dan lupa mengembalikan persepuluhan yang pada akhirnya menghalangi berkat kita kunci kebahagiaan keluarga tidak diperoleh dari apa yang ada di dunia ini, melainkan hanya bisa diperoleh ketika kita memiliki hati yang takut akan Demikian penjelasan dari renungan rohani kristen tentang keluarga bahagia, ilustrasi khotbah tentang keluarga kristen, renungan keluarga kristen, khotbah kristen, renungan 2 korintus 2, renungan kristen tentang pengharapan, renungan 2 korintus 2, renungan keluarga kristen, renungan kristen tentang pengharapan, iblis menunggu waktu yang Lagu Rohani Tentang Mengatasi PergumulanAyat Alkitab Tentang Masalah Keluarga Rumah TanggaDoa Katolik untuk Keutuhan Rumah Tangga Materi khutbah Jumat kali ini mengangkat tema tentang bagaimana upaya setiap Muslim untuk mewujudkan keluarga yang harmonis dan senantiasa dalam lindungan, berkah, dan ridha Allah swt. Upaya ini harus terus dilakukan oleh setiap pasangan dalam keluarga yang nantinya juga akan melibatkan putra dan putrinya sebagai sebuah satu kesatuan untuk membangun keluarga yang ideal dan diwarnai dengan sejuknya nilai-nilai agama di dalamnya. Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul “Khutbah Jumat Mewujudkan Keluarga Harmonis yang Diridhai Allah.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan desktop. Semoga bermanfaat! الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap insan di dunia untuk senantiasa memanjatkan rasa syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan nikmat yang tak bisa dihitung satu-persatu. Ungkapan rasa syukur ini harus diteguhkan dari dalam hati, diungkapkan dalam ucapan, dan direalisasikan dalam wujud tindakan. Bagi umat Islam, rasa syukur dalam tindakan ini bisa diwujudkan dengan senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt melalui wujud menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Oleh karena itu pada momentum shalat Jumat kali ini, mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya takwa. Jangan sampai kita hidup tanpa bekal takwa dan kita tidak boleh pergi dari dunia ini kecuali dalam keadaan Islam. Hal ini sering ditegaskan oleh para khatib dalam setiap khutbahnya melalui firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 102 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim”. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Di antara nikmat yang harus kita syukuri dalam kehidupan di dunia ini adalah keberadaan keluarga yang merupakan elemen dan komunitas awal pembelajaran hidup setiap manusia. Setiap insan mesti mengidam-idamkan keluarga yang bisa menjadi tempat belajar tentang kehidupan sekaligus tempat beristirahat, bercengkrama, penuh dengan tawa bahagia, dan tentunya harmonis serta senantiasa dilindungi dan diberkahi oleh Allah swt. Tidak ada yang menginginkan keluarga yang ketika pulang selalu diwarnai dengan keributan, ketidakharmonisan, dan penuh dengan suasana tidak nyaman. Semua ingin memiliki rumah sebagaimana ungkapan bijak “Baiti jannati” rumahku adalah surgaku. Rumah yang selalu nyaman ditempati, penuh dengan kebahagiaan, senantiasa dihisai dengan ibadah kepada Allah swt, layaknya surga. Untuk mewujudkan hal ini, tentulah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua itu melalui sebuah proses panjang yang diawali dari niat seseorang membina rumah tangga melalui sebuah pernikahan. Pernikahan yang diniati dengan benar, alias bukan untuk tujuan main-main, apalagi hanya untuk tujuan kemewahan, popularitas, dan nafsu belaka, akan menghasilkan sebuah keluarga yang baik dan mampu menyempurnakan keislaman seseorang. Sebagaimana hadits Rasulullah إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفُ الدِّيْنِ فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ الْبَاقِي Artinya “Jika seorang hamba Allah Swt. menikah, berarti telah menyempurnakan separuh agama, maka hendaklah bertakwa kepada Allah Swt. pada separuh sisanya.” HR Baihaqi. Dari hadits ini bisa kita pahami bahwa pernikahan, sebagai pintu gerbang membentuk keluarga, memiliki dimensi ibadah. Bukan hanya sekedar menyatukan dua insan manusia saja. Dimensi ibadah inilah yang harus menjadi dasar bagi setiap orang dalam menjalankan sunnah Rasulullah ini sehingga bisa menyempurnakan agamanya. Sehingga dalam sebuah keluarga, nilai-nilai agama yang kental menjadi salah satu faktor terciptanya keluarga yang harmonis dan senantiasa dalam ridho dan lindungan Allah swt. Dengan nilai-nilai agama, setiap aktivitas dalam keluarga akan menjadi nilai ibadah dan mampu membawa kebaikan dan keberkahan pada seluruh keluarga. Nilai-nilai agama akan menghindarkan setiap anggota keluarga dari perbuatan yang menghantarkannya kepada dosa-dosa besar serta akan terhindar dari api neraka. Saling mengingatkan anggota keluarga untuk menghindari perbuatan yang menghantarkan kepada neraka juga diingatkan Allah swt dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim Ayat 6 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Selain niat yang benar dan menanamkan nilai-nilai agama, ikhtiar lain yang perlu dilakukan guna mewujudkan keluarga harmonis adalah senantiasa mengeratkan ikatan hubungan baik dengan sesama anggota keluarga. Masing-masing harus bisa memerankan perannya dengan tidak merendahkan peran anggota keluarga yang lain. Semua yang ada dalam keluarga adalah satu tim layaknya para awak kapal yang mengarungi bahtera untuk menuju satu dermaga. Masing-masing memiliki kewajiban dan hak yang berbeda. Namun tidak boleh merasa lebih tinggi derajatnya dari yang lain. Perbedaan-perbedaan yang ada inilah yang justru akan menjadi sebuah kelebihan dalam mengelola rumah tangga karena bisa saling melengkapi satu sama lain. Kesetaraan ini juga sudah ditunjukkan dalam Al-Qur’an yang tidak menyebut kata istri’ dengan kata zaujah زوجة. Namun, Al-Qur'an menyebut kata istri dengan lafal zauj زوج selayaknya menyebut seorang suami. Seperti termaktub dalam Surat An-Nisa ayat 1 يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا Artinya "Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu Adam, dan Allah menciptakan pasangannya Hawa dari diri-nya..." Ini menunjukkan bahwa sejatinya antara suami dan istri dalam keluarga memiliki kesetaraan sebagai dua insan yang bersatu yang menjadikan masing-masing sebagai belahan jiwa dan saling melengkapi. Dengan menjadikan anggota keluarga sebagai belahan jiwa, maka tentu tidak akan muncul fenomena yang sekarang banyak muncul dan diekspos di media terkait dengan kekerasan dalam rumah tangga. Jika masing-masing mengetahui bahwa anak adalah darah daging sendiri, istri adalah pakaian suami dan suami adalah pakaian istri, maka mereka tidak akan tega menyakiti terlebih melakukan KDRT dalam keluarga. Allah berfirman هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ Artinya "...Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka…" QS Al-Baqarah 187. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Upaya mewujudkan keluarga harmonis tentu harus terus kita lakukan dengan ikhtiar-ikhtiar nyata. Namun yang terpenting juga, kita harus terus berdoa kepada Allah swt agar keluarga kita senantiasa harmonis, senantiasa sejuk dipandang mata dan menjadi kerinduan untuk senantiasa kumpul bersama mereka. Kita diperintahkan untuk senantiasa berdoa seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an surat al-Furqan ayat 74 وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا Artinya “Dan orang-orang yang berkata, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa’,” Ulama menafsirkan kalimat "jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa" adalah sebuah harapan agar mereka menjadi panutan bagi orang-orang bertakwa baik dalam lembutnya perbuatan mereka maupun halusnya perkataan mereka. Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa indikator orang bertakwa adalah orang-orang yang bisa berbuat paling baik kepada pasangannya dan keluarganya baik dalam perbuatan maupun perkataan mereka. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Semoga kita senantiasa dikaruniai keluarga yang terbaik oleh Allah swt. Keluarga yang senantiasa harmonis, tersemai dan tumbuh nilai-nilai agama di dalamnya, saling mencintai dan menjaga satu sama lain, jauh dari kekerasan dalam rumah tanggan, serta menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Amin أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِ الْمُصْطَفَى، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الشُّرَفَا أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung

ilustrasi khotbah tentang rumah tangga