Tembangkinanthi berasal dari kata kanthi dalam bahasa jawa yang artinya tuntuntembang kinanthi berisikan bimbingan atau tuntunan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak anak. 15 Contoh Tembang Macapat Maskumambang Watak Cakepan Soal Tembang Jawa Kelas 2 Soal Mid Bahasa Jawa Kls X Semua Jurusan Docx
Tembangmacapat memiliki kaidah masing-masing sesuai dengan jenisnya termasuk watak tembang macapat. Di dalam karya ini ditemukan adanya kesesuaian watak antara terjemahan suatu surat dengan jenis tembang macapat yang digunakan. Karya ini memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu tafsir berupa nuansa baru "penerjemahan" Alquran. Kata
urutan arti dan watak tembang macapat akan saya berikan di bawah ini: 1. maskumambang (dalam kandungan) dalam bahasa jawa "kumambang" yang berarti mengambang. menggambarkan bayi manusia yang masih mengambang di perut ibunya. watak lagu ini nelangsa lan keranta-ranta.
TanamkanPendidikan Karakter melalui Tembang Macapat Gambuh. RADARSEMARANG.ID, Bahasa Jawa merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran pada kurikulum 2013. Bahasa Jawa termasuk muatan lokal (mulok) wajib di provinsi Jawa Tengah berdasarkan surat edaran kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Jawa Tengah no 424.13242 tanggal 23 Juli
Tembangmacapat merupakan salah satu karya sastra yang berasal dari Jawa dan dikategorikan dalam puisi Jawa baru. Kita mengenal setidaknya 11 tembang macapat yang masing-masing watak serta pola serta falsafah yang berbeda-beda. Kesebelas tembang tersebut menggambarkan atau menceritakan perjalan hidup manusia dari saat dia dikandung, dilahirkan
baju pink rok hitam cocok dengan jilbab warna apa. Menembangkan tembang macapat. Foto dok. satu kebudayaan Jawa adalah cacahe tembang macapat. Budaya ini perlu untuk mengetahuinya agar kita bisa melestarikan budaya ini adalah sederet cacahe tembang macapat lengkap dengan jumlah gatra dan juga jenis watak yang terkandung di Tembang Macapat Lengkap dengan Jumlah Gatra dan Wataknya Dalam Budaya JawaTembang macapat merupakan salah satu dari sederet budaya di Indonesia yang cukup dikenal dengan keberagaman watak dan juga ciri khas penggunaan bahasa daerahnya. Pemaparan mengenai tembang macapat dijelaskan dalam buku berjudul Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar yang disusun oleh Endang Sri Maruti, 2015133 yang memaparkan bahwa pengertian tembang macapat yaiku adalah sebuah bentuk puisi jawa tradisional dengan beberapa aturan tertentu seperti guru gatra, guru wilangan, dan guru jelas lagi, dalam buku ini juga disebutkan guru gatra dalam tembang macapat adalah jumlah baris di setiap bait tembang. Guru wilangan adalah jumlah suku kata di setiap baris tembang. Sedangkan guru lagu adalah bunyi vokal di setiap akhir baris. Tembang macapat ini memiliki jenis-jenis yang kemudian disebut dengan istilah cacahe tembang tembang macapat. Foto dok. ini adalah sederet cacahe tembang tembang macapat lengkap dengan jumlah gatra dan juga watak yang menjadi ciri khas masing-masing tembangMemiliki 10 gatra dengan watak cukup universal atau luwes dan merasuk hati. Tembang ini umumnya digunakan untuk menuturkan kisah dalam berbagai kondisi,Pupuh ini terdiri dari 4 gatra uang menggambarkan watak kesedihan atau duka, serta suasana hati yang sinom memiliki 9 gatra. Watak dari pupuh sinom ini adalah kesabaran dan keramahan. Pupuh ini biasa digunakan untuk menceritakan nasihat perseahabatanPupuh kinanthi terdiri dari 6 gatra dengan watak yang diliputi dengan kesenangan dan kasih sayang. Biasanya tembang ini digunakan untuk menyampaikan cerita yang berisi nasihat dan juga kasih namanya, pupuh ini memiliki watak penuh asmara, cinta kasih, yang disertai dengan pilu atau sedih. Pupuh ini memiliki 7 gatra yang dari 7 gatra, pupuh ini umumnya memiliki watak yang tegas, keras dan penuh dengan amarah..Pupuh ini dikenal dengan watak yang gagah, kuat, perkasa dan hati yang besar sehingga cocok untuk menyampaikan kisah kepahlawanan, perjuangan juga peperangan. Pupuh ini terdiri dari 7 umumnya pupuh ini terdiri dari 6 gatra dengan watak keterbukaan. Pupuh ini kebanyakan digunakan untuk menyampaikan nasehat, cerita-cerita, dan tentang dari 4 gatra, pupuh ini memiliki watak yang bebas. Tembang pocung ini umumnya digunakan untuk menceritakan lelucon dan berbagai 5 gatra dengan watak yang ramah dan bersahabat sehingga pupuh ini umumnya digunakan untuk menyampaikan cerita dari 5 gatra, pupuh megatruh ini berwatak sedih dan penuh duka. Pupuh ini biasanya digunakan untuk menggambarkan rasa putus asa dan kehilangan dia pemaparan singkat mengenai pengertian tembang macapat, cacahe tembang macapat dan juga jumlah gatra serta watak masing-masing cacahe tembang macapat. Hal ini perlu kita ketahui untuk dipelajari agar budaya tradisional Indonesia dapat terus terjaga dan lestari. DAP
Bahasa Jawa memiliki tembang atau kidung yang berisi pitutur atau nasihat sesuai dengan tingkatannya. Misal saat seseorang masih kecil, mulai dewasa, hari tua, sampai akhirnya meninggal dunia. Tembang ini disebut macapat dan masing-masing syair atau lagu memiliki aturan atau pakem tersendiri. Dewasa ini tembang macapat masuk kurikulum muatan lokal dan diajarkan di sekolah. Namun, hanya bentuk yang termudah saja. Itu pun tidak semuanya dan mudah dilupakan. Jika Anda seorang penutur asli Bahasa Jawa atau orang yang ingin mempelajari Bahasa Jawa lebih dalam, kenali tembang macapat di bawah ini. 1. Maskumambang Maskumambang memiliki karakter sedih atau penuh duka meski secara filosofi tidak demikian. Maskumambang bisa diartikan sebagai seorang janin yang hidup mengambang di dalam rahim ibu sebelum akhirnya dilahirkan ke dunia. 2. Mijil Setelah hidup mengambang di dalam rahim, bayi akhirnya lahir dan diwujudkan sebagai mijil atau benih. Nantinya bayi yang lahir akan memulai semua perjalannya hingga dewasa. Sesuai dengan filosofi ini mijil banyak berkarakter senang dan berisi banyak nasihat. 3. Kinanthi Seiring dengan bertambahnya usia, anak akan tumbuh dan akhirnya belajar berjalan. Pada fase ini orang tua akan mulai menuntun anaknya untuk diarahkan ke jalan yang benar. Kinanthi berisi tentang kesenangan orang tua dalam merawat anaknya dan segala hal terkait nasihat baik yang berguna untuk masa depan. 4. Sinom Sinom menjadi perwujudan dari pucuk dari benih yang akan tumbuh. Anak-anak yang mulai tumbuh dewasa akan belajar bagaimana menata hidupnya dan belajar banyak hal. Kelak mereka akan menjadi orang yang berguna bagi orang tua. Watak dari tembang sinom adalah kesabaran dan berisi banyak nasihat. 5. Asmarandhana Setelah tumbuh dewasa, seorang manusia akhirnya akan mencari atau mendapatkan tambatan hatinya. Perjalanan ini diwujudkan oleh tembang asmarandhana yang berasal dari kata asma. Tembang atau lagu yang muncul memiliki tema senang, gembira, dan kadang duka. 6. Gambuh Setelah bertemu dengan seseorang, ikatan yang sakral yaitu pernikahan akhirnya dilakukan. Inilah inti dari tembang gambuh. Segala hal tentang suka cita akan disampaikan ke khalayak. Selain itu tembang juga banyak berisi tentang cerita kehidupan. Nantinya cerita bisa dipakai untuk pelajaran agar bahtera rumah tangga tidak mengalami gangguan. 7. Dhandhanggula Karakter dari Dhandhanggula cukup luwes dan berisi banyak hal dalam kehidupan. Meski secara umum filosofi dari tembang ini adalah kesuksesan dari pasangan dalam kehidupan rumah tangganya. 8. Durma Durma menjadi perwujudan dari kehidupan yang penuh kisah dan penuh konflik. Meski demikian, seseorang akan menjadi pelengkap pasangannya dan mendapatkan kebahagiaan di kemudian hari. Konflik yang terjadi adalah cobaan agar kehidupan lebih baik di masa depan. 9. Pangkur Setelah apa yang terjadi, seseorang harusnya mulai mungkur atau pangkur dari kehidupan duniawinya. Segala hasrat dan nafsu untuk mendapatkan sesuatu harus mulai dihapuskan. Apalagi saat sudah tua, memperbanyak ibadah pada Yang Maha Kuasa adalah hal yang lebih penting. 10. Megatruh Megatruh bisa diartikan pisah dari ruhnya. Tembang mengisyaratkan tentang proses kematian seorang manusia hingga ruhnya terlepas. Karena memiliki makan cukup menyedihkan, tembang megatruh memiliki isi tentang hilangnya harapan dan perpisahan. 11. Pocung Pocung berasal dari kata pocong yang artinya orang yang sudah meninggal dan dikafani. Tembang ini berisi tentang hal-hal berhubungan dengan kematian atau hari akhir. Meski cukup seram, isi dari pocung lebih banyak berisi teka-teki, kadang menggelitik. Tembang macapat jenisnya ada banyak dan masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri. Kalau Anda ingin mempelajari lebih banyak, pilih satu atau dua dulu misal pocung atau kinanthi. Setelah memahaminya baru belajar tembang Bahasa Jawa lain. Jangan lupa kunjungi nurfasta untuk mendapatkan informasi dari artikel lainnya
Solo - Tembang Macapat adalah sajak yang dinyanyikan oleh masyarakat Jawa. Tembang macapat terdiri dari sebelas jenis yang masing-masing memiliki pengertian, watak, dan isi berbeda. Selain digunakan sebagai media hiburan, tembang macapat juga digunakan sebagai media edukasi dalam mendidik moral satu tembang macapat yang banyak dinyanyikan adalah tembang pangkur. Sama seperti jenis tembang macapat lainnya, tembang pangkur juga memiliki makna filosofis yang memberi banyak makna dalam kehidupan masyarakat ini serba-serbi tembang macapat pangkur, mulai dari pengertian, watak, isi, dan contohnya. Dikutip dari buku Macapat Tembang Jawa Indah dan Kaya Makna 2018 yang diterbitkan oleh Kemdikbud, tembang pangkur berasal dari kata mungkur yang berarti undur diri. Dengan kata lain, tembang pangkur adalah jenis tembang macapat yang menggambarkan kondisi dimana manusia mengalami fase mundur dari kehidupan ragawi dan menuju kehidupan rohani/ pangkur atau mungkur juga dapat diartikan sebagai tembang yang menggambarkan upaya manusia dalam menyingkirkan angkara murka atau hawa nafsu negatif yang menggerogoti deretan jenis-jenis macapat, tembang pangkur memiliki guru gatra tujuh baris/larik. Tembang pangkur memiliki guru wilangan 8, 11, 8, 7, 12, 8, dan 8. Selain itu, tembang pangkur memiliki guru lagu a, i, u, a, u, a, dan Tembang PangkurDikutip dari buku Macapat Modern Dalam Sastra Jawa Analisis Bentuk dan Isi 2003 yang diterbitkan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, tembang pangkur memiliki watak yang bersifat gagah, perwira, bergairah, perkasa, bersemangat, dan berkeyakinan dalam mengajak seseorang untuk mempersiapkan masa karena itu, tembang pangkur sering digunakan oleh orang Jawa sebagai pitutur atau nasehat yang disampaikan dengan kasih sayang. Tembang pangkur juga digunakan untuk menyampaikan rasa cinta baik kepada anak, pendamping hidup, Tuhan, maupun alam pemahaman tersebut, tembang pangkur mengajarkan untuk menghindari watak-watak buruk manusia seperti durjana, murka, dengki, srei, dora, iren, dahwen, panasten, open, kumingsun, jail, methakil, mbesiwit, lunyu, genjah, nyumur gumuling, dan mbuntat dan Contoh Tembang PangkurBerikut isi dan contoh tembang pangkur yang dikutip dari buku Bahasa, Sastra, dan Budaya dalam Komunitas Rural 2022 karya Retno Hendrastuti dkk. dan buku Serat Wulangreh 1929 karya Sinuhun Paku Buwono 1Gara-garane manungsaAkeh bendu kang krasa nggegirisiKurban jiwa raga tuhuMila samya han jagaReboisasi, tanem tuwuh iku perluKanggo hang kreseping tuyaMuga bisa a lestariArtinyaKarena manusiaBanyak nafsu yang terasa menakutkanKorban jiwa raga yang nyataMaka mari menjagaReboisasi, tanam tumbuh itu perluUntuk menjaga resapan airSemoga bisa menjadi lestariContoh 2Sekar Pangkur kang WinarnaLelabuhan kang kangge wong auripAla lan becik punikaPrayoga kawruhanaAdat waton punika dipun kaduluMiwah ingkang tatakramaDen kaesthi siyang ratriDeduga lawan prayogaMyang watara reringa aywa laliIku parabot satuhuTan kena tininggalaTangi lungguh angadeg tuwin lumakuAngucap meneng anendraDuga-duga nora kariMiwah ta sabarang karyaIng prakara kang gedhe lan kang cilikPapat ikut aja kantunKanggo sadina-dinaRina wengi nagara miwah ing dhusunKabeh kang padha ambeganPapat iku aja laliKalamun ana manungsaAnyinggahi dugi lawan prayogiIku watake tan patutAwor lawan wong kathahWong degsura ndaludur tan wruh ing edurAja sira cedhak-cedhakPan wus watake manungsaPan ketemu ing laku lawan linggihSolah muna-muninipunPan dadi panengeranKang apinter kang bodho miwah kang luhurKang sugih lan kang melaratTanapi manusa singgihArtinyaTembang Pangkur yang diceritakanPengabdian yang berguna untuk orang hidupJelek dan baik ituSebaiknya kamu ketahuiAdat istiadat itu hendaknya dilaksanakanJuga yang berupa tata kramaDilaksanakan siang dan malamPertimbangan mana yang lebih utamaSerta mengukur akibat perbuatan, jangan dilupakanItu pedoman sejatiJangan ditinggalkanBangun, duduk, berdiri, dan berjalanBerbicara, diam, maupun tidurPertimbangan jangan ditinggalkanDemikian juga dalam setiap pekerjaanBaik perkara yang besar maupun perkara yang kecilEmpat hal itu jangan ditinggalkanJuga pada setiap waktu sehari-hariBaik siang atau malam, dalam urusan negara atau di pedusunanOleh karena itu bagi semua yang masih bernapasKeempat hal tersebut jangan dilupakanJika ada manusiaYang mengabaikan pertimbangan keutamaanItu tabiat yang tak pantasBerbaur dengan orang banyakOrang yang kurang ajar melantur tak mengerti perbuatan burukJanganlah engkau terlalu dekatPasti akan mencelakakanDemikian pengertian, watak, isi, dan contoh tembang macapat pangkur, salah satu tembang macapat yang memiliki makna mendalam bagi keberlangsungan hidup masyarakat Jawa. Bagaimana, Lur? Tertarik untuk mendalami tembang macapat lebih lanjut?Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Besertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai" [GambasVideo 20detik] ahr/aku
Aturan Penulisan Tembang Macapat Watak, Paugeran, & Metrum Dari Berbagai Jenisnya – Tembang macapat adalah salah satu genre sastra Jawa Baru yang di dalam penulisan atau penciptaannya terikat dengan sejumlah aturan tertentu. Aturan yang mengikat dalam penulisan tembang macapat inilah yang kemudian dikenal dengan nama paugeran. Jika kamu ingin menciptakan atau membuat tembang macapat ada tiga jenis paugeran yang tidak boleh kamu langgar. Sebab, apabila kamu sampai melanggarnya tembang yang kamu buat tidak bisa disebut sebagai tembang macapat. Tiga Paugeran Penulisan Tembang MacapatDaftar IsiTiga Paugeran Penulisan Tembang Macapat11 Macam Tembang Macapat Beserta Watak dan PaugeranAturan Penulisan Tembang Macapat MaskumambangAturan Penulisan Tembang Macapat MijilAturan Penulisan Tembang Macapat SinomAturan Penulisan Tembang Macapat KinanthiAturan Penulisan Tembang Macapat AsmarandanaAturan Penulisan Tembang Macapat GambuhAturan Penulisan Tembang Macapat DhandhanggulaAturan Penulisan Tembang Macapat DurmaAturan Penulisan Tembang Macapat PangkurAturan Penulisan Tembang Macapat MegatruhAturan Penulisan Tembang Macapat Pocung Daftar Isi Tiga Paugeran Penulisan Tembang Macapat 11 Macam Tembang Macapat Beserta Watak dan Paugeran Aturan Penulisan Tembang Macapat Maskumambang Aturan Penulisan Tembang Macapat Mijil Aturan Penulisan Tembang Macapat Sinom Aturan Penulisan Tembang Macapat Kinanthi Aturan Penulisan Tembang Macapat Asmarandana Aturan Penulisan Tembang Macapat Gambuh Aturan Penulisan Tembang Macapat Dhandhanggula Aturan Penulisan Tembang Macapat Durma Aturan Penulisan Tembang Macapat Pangkur Aturan Penulisan Tembang Macapat Megatruh Aturan Penulisan Tembang Macapat Pocung Pertama adalah guru gatra yakni banyaknya baris dalam satu bait tembang macapat. Kedua adalah guru lagu yakni jatuhnya huruf vokal terakhir pada setiap baris di dalam tembang macapat Ketiga adalah guru wilangan yakni banyaknya suku kata dalam satu baris tembang macapat Hingga saat ini mengenai ada berapa jumlah pasti dari tembang macapa masih terus menjadi perdebatan para ahli dan pemerhati sastra Jawa. Namun, sejauh ini jumah tembang macapat yang diketahui masyarakat umum ada 11 macam. Uniknya, setiap macam dari tembang macapat ini mempunyai paugeran penulisan berbeda antara satu dengan lainnya. 11 Macam Tembang Macapat Beserta Watak dan Paugeran Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci paugeranmasing-masing tembang Macapat. Aturan Penulisan Tembang Macapat Maskumambang Tembang maskumambang memiliki watak sengsara, kesedihan, dan nestapa. Sebagian orang menilai bahwa tembang maskumambang memberikan gambaran kondisi manusia aat masih berada di dalam kandungan ibunya. Paugeran Penulisan Tembang Maskumambang Paugeran yang dimiliki tembang maskumambang adalah sebagai berikut Guru Gatra Jumlah gatra yang dimiliki tembang maskumbang sebanyak empat Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah a Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 12 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah 6 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 8 kata Aturan Penulisan Tembang Macapat Mijil Tembang mijil merupakan tembang yang menempati urutan kedua dari kesebelas tembang macapat. Watak yang dimiliki tembang mijil adalah perasaan sedih, tertarik pada suatu perasaan cinta, tetapi dibaliknya tersimpan rasa perihatin. Gambaran yang diberikan tembang mijil adalah tentang proses kelahiran bayi manusia ke alam dunia. Paugeran Tembang Mijil Paugeran yang dimiliki tembang mijil yaitu Guru Gatra Jumlah gatra yang dimiliki tembang mijil sebanyak enam Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah i Gatra Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah o Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah e Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 5 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 6 adalah o Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 10 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah 6 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 10 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 10 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 5 adalah 6 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 6 adalah 6 kata Aturan Penulisan Tembang Macapat Sinom Tembang sinom berada dalam urutan ketiga dalam urutan tembang macapat. Watak yang dimiliki oleh tembang sinom adalah watak gembira, seneng, grapyak, dan sigrak semanak. Jika makna tembang sinom ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, maknanya kurang lebih adalah ramah, gembira, dan menggambarkan kebersahajaan. Paugeran Tembang Sinom Paugeran yang dimiliki tembang sinom sebagai berikut Guru Gatra Tembang sinom memiliki gatra sebanyak sembilan. Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah a Gatra Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 5 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 6 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 7 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 8 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 9 adalah a Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 5 adalah 7 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 6 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 7 adalah 7 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 8 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 9 adalah 12 kata Aturan Penulisan Tembang Macapat Kinanthi Tembang kinanthi yang menempati urutan keempat dalam susunan tembang macapat memiliki watak gembira, mesra, dan asih yang artinya adalah bahagia, mesra, serta rasa cinta. Tembang ini sangat sesuai dijadikan sebagai sarana untuk mengungkapkan suasana hati yang sedang merasakan perasaan senang, gembira, dan berbahagia. Paugeran Tembang Kinanthi Paugeran yang dimiliki tembang kinanthi adalah sebagai berikut Guru Gatra Tembang kinanthi memiliki gatra sebanyak enam. Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 5 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 6 adalah a Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 5 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 6 adalah 8 kata Aturan Penulisan Tembang Macapat Asmarandana Tembang yang menempati urutan ke lima dalam tembang macapat merupakan bagian tembang macapat yang digemari kawula muda. Hal ini dikarenakan watak tembang ini adalah sengsem jatuh hati, sedih, dan adanya prihatin yang dikarenakan cinta. Tembang ini sangat cocok sekali digunakan untuk memberikan gambaran tentang betapa indahnya jatuh cinta kasmaran pada seseorang yang menjadi pujaan hatinya. Paugeran Tembang Asmaradhana Paugeran yang dimiliki tembang asmaradhahana adalah sebagai berikut Guru Gatra Jumlah gatra yang dimiliki tembang asmaradhana adalayh sebanyak tujuh. Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah e Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 5 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 6 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 7 adalah a Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 5 adalah 7 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 6 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 7 adalah 8 kata Aturan Penulisan Tembang Macapat Gambuh Makna yang terkandung pada tembang yang menempati urutan keenam dalam tembang macapat ini adalah gambaran mengenai suatu kecocokan. Watak yang dimiliki tembang gambuh adalah lugas, tidak mempunyai rasa ragu. Sebab memiliki watak yang lugas, tembang ini sering dipakai untuk memberikan suatu nasihat kepada para pendengarnya. Paugeran Tembang Gambuh Paugeran yang dimiliki tembang gambuh adalah berikut Guru Gatra Jumlah gatra yang dimiliki tembang gambuh adalah lima. Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah 10 Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah 12 Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah 8 Huruf vokal terakhir pada gatra 5 adalah 8 Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 7 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah 10 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 12 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 5 adalah 8 kata Aturan Penulisan Tembang Macapat Dhandhanggula Nama yang disematkan pada tembang ketujuh dalam urutan tembang macapat ini berasal dari kata kasembadan yang memiliki arti kesenangan. Tembang ini digunakan untuk menggambarkan suatu keberhasilan dalam menggapai cita-cita dalam membina rumah tangga yang sempurna. Di sisi lain tembang ini berwatak watak manis, luwes, dan menyenangkan. Paugeran Tembang Dhandhanggula Paugeran yang dimiliki tembang dhandhanggula adalah sebagai berikut Guru Gatra Jumlah gatra yang dimiliki tembang dhandhanggula adalah sebanyak sepuluh. Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah e Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 5 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 6 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 7 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 8 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 9 adalah e Huruf vokal terakhir pada gatra 10 adalah a Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 10 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah 10 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 7 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 5 adalah 9 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 6 adalah 7 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 7 adalah 6 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 8 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 9 adalah 12 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 10 adalah 7 kata Aturan Penulisan Tembang Macapat Durma Gambaran yang diberikan tembang yang menempati urutan ke delapan tembang macapat ini adalah sikap dermawan dan perasaan senang saat melakukan sedekah. Watak yang dimiliki tembang durma nepsu nafsu, kemarahan dan murka. Paugeran Tembang Durma Paugeran yang dimiliki tembang durma adalah sebagai berikut Guru Gatra Jumlah gatra yang dimiliki tembang durma sebanyak tujuh. Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 5 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 6 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 7 adalah a Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 12 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah 7 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 6 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 7 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 5 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 6 adalah 5 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 7 adalah 7 kata Aturan Penulisan Tembang Macapat Pangkur Nama yang disematkan pada tembang yang menempati urutan kesembilan dalam tembang macapat ini berasal dari kata mungkur yang maknanya adalah menjauhi. Watak yang dimiliki tembang pangkur adalah sereng kasar, greget semangat, dan sikap yang tegas. Adapun yang dimiliki tembang ini adalah bagaimana usaha yang dilakukan manusia dalam menyingkirkan nafsu dan angkara murka yang menyeruak di hati setiap manusia. Paugeran Tembang Pangkur Paugeran yang dimiliki tembang pangkur adalah Guru Gatra Jumlah gatra yang dimiliki tembang pangkur sebanyak tujuh Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 5 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 6 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 7 adalah Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah 11 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 7 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 5 adalah 12 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 6 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 7 adalah 8 kata Aturan Penulisan Tembang Macapat Megatruh Jika diartikan ke dalam bahasa Jawa nama yang disematkan pada tembang yang menempati urutan kesepuluh dalam tembang macapat ini diambil dari kata megat roh yang maknanya keluarnya roh manusia. Watak yang dimiliki tembang megatruh adalah nglara sakit, susah, sedih, dan perasaan sakit hati yang sangat mendalam. Paugeran Tembang Megatruh Paugeran yang dimiliki tembang megatruh adalah sebagai berikut Guru Gatra Tembang megatruh memiliki jumlah gatra sebanyak lima Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 5 adalah o Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 12 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 5 adalah 8 kata Aturan Penulisan Tembang Macapat Pocung Dalam bahasa Jawa penamaan tembang yang menempati urutan kesebelas atau terakhir dari tembang macapat ini diambil dari kata pocong’ yang artinya telah dibungkus atau dikafani. Makna yang terkandung tembang ini adalah prosesi yang ditempuh manusia sesudah roh manusia terpisah dari jasadnya untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Paugeran di dalam Tembang Pucung Paugeran di dalam penulisan tembang pucung adalah sebagai berikut Guru Gatra Jumlah gatra yang dimiliki tembang pocung adalah sebanyak empat Guru Lagu Huruf vokal terakhir pada gatra 1 adalah u Huruf vokal terakhir pada gatra 2 adalah a Huruf vokal terakhir pada gatra 3 adalah i Huruf vokal terakhir pada gatra 4 adalah a Guru Wilangan Banyaknya jumlah kata pada gatra 1 adalah 12 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 2 adalah 6 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 3 adalah 8 kata Banyaknya jumlah kata pada gatra 4 adalah 12 kata Demikianlah aturan penulisan tembang macapat yang wajib kamu ketahui. Semoga dengan membaca artikel ini dapat memudahkanmu dalam menciptakan tembang macapat. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
watak tembang macapat dalam bahasa jawa